Dalam Isra' Mi'raj, Rasulullah Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem, Palestina menuju langit ke tujuh kemudian ke Sidratul Muntaha. Perjalanan yang menembus langit ketujuh itu hanya ditempuh satu malam atas perintah Allah SWT. Di sanalah Nabi Muhammad SAW menerima perintah dari Allah SWT
Secara eksplisit, menurut Nursi, ayat ini tidak menyatakan bahwa bumi terdiri dari tujuh lapis. Tetapi, dia menegaskan bahwa Allah SWT menciptakan bumi dan menjadikannya sebagai tempat tinggal bagi para makhluk-Nya sebagaimana tujuh lapis langit. “Ayat itu tidak mengatakan bahwa bumi diciptakan dalam tujuh lapis.
Ia Hanya memandang dan menyaksikan sesuatu bahwa tiada suatu yang wujud melainkan wujud Allah semata. Dimanapun dia menghadap, maka disitulah wajah Allah[1]. Nafsu yang ridho bahwa hanya Allah-lah penguasa kerajaan langit dan bumi. Dan zikirnya selalu zikir Khafi[2]. Mereka bisa berhubungan dengan seluruh Nabi dan Rasul, dan para auliya’. [1] QS.

Menurut para Saintis, kata langit dapat ditafsirkan sebagai langit bumi yang berupa atmosfer atau langit alam semesta. Apabila langit bumi, ternyata atmosfer dibagi dalam tujuh lapisan. Dan masing-masing lapisan mempunyai tugas dan fungsi melindungi bumi. Pembagian atmosfer menjadi tujuh lapis didasarkan pada perbedaan kandungan kimia dan suhu

Al-Baqarah 2 : 29). Beliau (Mujahid) berkata: sebagian dari langit berada di atas sebagian lainnya. Dan ( سَبْعُ أَرَضِينَ) artinya tujuh lapis bumi, yakni sebagian berada di bawah sebagian yang lain. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa bumi diciptakan sebelum langit, sebagaimana yang dijelaskan di dalam surat As-Sajdah, yaitu:

Kitab Ma’alimut Tanzil karya Imam Al-Baghowi mengatakan, penciptaan langit dan bumi pada Surat Al-Baqarah ayat 29 dimaksudkan agar manusia mengambil pelajaran dan menjadikan bukti kebesaran Allah. Tetapi sebagian ahli tafsir menyebut penciptaan langit dan bumi dimaksudkan agar manusia menerima manfaat dari keduanya.

Tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi itu sangat kecil dibandingkan dengan Kursi Allah, gambarannya seperti cincin yang dilemparkan di padang pasir. Sedangkan, ‘Arsy Allah itu jauh lebih besar dibandingkan Kursi Allah, gambarannya seperti padang pasir dibandingkan cincin tadi.” (HR. As-Suyuthi dalam Ad-Durul Mantsur, 1:328). "Dan Kami bina di atas kamu tujuh (lapis langit) yang kukuh. Dan Kami jadikan pelita (matahari) yang terang benderang. Dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang mencurah dengan lebatnya. Untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman. Dan kebun-kebun yang rendang." Indonesia Berburu Exoplanet dan Alien', Senin (24/11/2022) malam, menjelaskan mengenai hal ini. "Ini kalau kemudian dikaitkan dengan ayat-ayat kitab suci khususnya Al-Quran, kalau Al-Quran ini sering menyebut tujuh langit Sab'a Samawat, tapi makna Sab'a Samawat yang dipahami sebagai lapisan-lapisan langit. Dulu memang dalam konsep geosentrik cL2WMD.
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/195
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/61
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/178
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/606
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/945
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/745
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/385
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/295
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/372
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/411
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/790
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/688
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/570
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/177
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/947
  • sholawat tujuh lapis langit dan bumi