Adabanyak cara merancang pembelajaran keberagaman (berdiferensiasi) dalam membedakan kesiapan belajar. Solusi yang ditawarkan Tomlinson (2001) adalah dengan beranalogi pada sebuah alat bernama equalizer.Apabila kita menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar compact disk, tujuan kita adalah menginginkan kualitas kombinasi suara
Jelaskan apa yang dimaksud dengan belajar! Jelaskan ciri-ciri kegiatan yang terjadi pada saat belajar! Tujuan belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku. Jelaskan perubahan-perubahan yang dimaksud dalam pernyataan tersebut! Jelaskan apa yang dimaksud dengan pembelajaran! Jelaskan ciri-ciri kegiatan pembelajaran! Jelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran! Navigasi tulisan ide kita untuk kita
Pertanyaandari Rahmi Nike Rosahin. 1.Kalian mengatakan bahwa hal terpenting dari belajar adalah pengalaman yang diperoleh bukannya nilai dari belajar tersebut. Bisakah kalian memberikan contoh konkret dari hal terpenting tersebut! 2. Paul Freire menyebutkan 2 model pendekatan yaitu pedagogy dan andragogy. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PENGERTIAN BELAJARBelajar adalah proses, aktivitas, bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya ingatan, tapi juga pengalaman. Hasil belajar bukanlah penguasaan hasil pelatihan, melainkan perubahan tingkah laku. Belajar adalah proses dimana individu berinteraksi dengan lingkungan untuk mengubah perilakunya. Belajar merupakan aktivitas mental atau psikologis yang secara aktif berinteraksi dengan lingkungan, yang bermuara pada perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap.[1]Seseorang yang telah melalui proses belajar akan mengalami perubahan pada dirinya yaitu,Perubahan interpersonalTerjadi perubahan positif-aktifPerubahan yang bersifat efektif CIRI - CIRI BELAJAR Djamarah 2011 15-17 menyatakan, jika hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka dari itu ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri yang Terjadi Secara Sadar, artinya individu yang belajar akan menyadari perubahan ini, atau setidaknya individu tersebut akan merasakan perubahannya. Misalnya, ia menyadari bahwa ilmunya berkembang, kemampuannya berkembang, dan kebiasaannya berkembang. Oleh karena itu, perubahan perilaku pribadi akibat mabuk atau tidak sadar tidak termasuk dalam kategori perubahan makna belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak mengetahui perubahan tersebut.[5]Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional, akibat pembelajaran, perubahan yang terjadi pada diri individu bersifat kontinyu, tidak statis. Perubahan yang terjadi akan mengarah pada perubahan selanjutnya dan akan berguna dalam kehidupan atau proses pembelajaran selanjutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, dia akan mengalami transisi dari tidak bisa menulis menjadi bisa menulis. Perubahan ini terus berlanjut hingga kemampuan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Dia bisa menulis dengan kapur, dan sebagainya. Selain itu, dengan kemampuan menulisnya, ia juga dapat mempelajari keterampilan lainnya. Misalnya, Anda dapat menulis surat, menyalin catatan, mengerjakan soal, dll..[6]Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif, Dalam proses pembelajaran, perubahan ini selalu meningkat, tujuannya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, jika Anda melakukan lebih banyak upaya belajar, Anda akan mendapatkan lebih banyak perubahan yang lebih baik. Perubahan aktif berarti perubahan tidak terjadi sendiri, tetapi karena upaya individu itu sendiri. Misalnya, perubahan tingkah laku akibat proses pendewasaan yang terjadi secara otomatis akibat dorongan internal tidak termasuk perubahan makna pembelajaran.[7]Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara, Perubahan sementara sementara yang terjadi hanya dalam waktu singkat seperti berkeringat, robek, menangis, dll. Tidak dapat diklasifikasikan sebagai perubahan pembelajaran. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses pembelajaran bersifat permanen atau permanen. Artinya perilaku yang terjadi setelah belajar akan bersifat permanen. Misalnya, keterampilan bermain piano anak tidak akan hilang setelah belajar, tetapi jika terus digunakan atau dilatih, mereka akan terus memiliki dan menjadi lebih berkembang.[8]Perubahan dalam Belajar Bertujuan dan Terarah, Artinya perubahan perilaku terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai. Perubahan mengarah pada perubahan perilaku, dan perubahan ini benar-benar terwujud. Misalnya seseorang yang belajar mengetik sebelumnya telah menentukan tujuan yang bisa dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kemahiran yang akan dia capai. Oleh karena itu tingkah laku belajar selalu diarahkan pada tingkah laku yang ditentukan.[9]Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku, Perubahan yang diperoleh individu setelah proses pembelajaran meliputi perubahan perilaku secara keseluruhan. Jika seseorang mempelajari sesuatu, dia akan mengalami perubahan radikal dalam sikap, kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dll. Sebagai akibatnya. Misalnya, jika seorang anak belajar naik sepeda, maka perubahan yang paling nyata adalah teknik mengendarai sepeda. Namun, ia mengalami perubahan lain, seperti pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang berbagai jenis sepeda, pengetahuan tentang peralatan sepeda, keinginan untuk sepeda yang lebih baik, kebiasaan membersihkan sepeda, dan sebagainya. Oleh karena itu, salah satu aspek perubahan sangat erat kaitannya dengan aspek lainnya[10]Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku. Dengan adanya kegiatan belajar maka norma yang dimiliki oleh seseorang setelah ia melakukan kegiatan belajar akan berubah menjadi lebih baik. Dalam kegiatan ini pendidik bisa melatih dalam pembelajaran di sekolah, ini bisa dimulai dari pemberian contoh oleh pendidik itu sendiri. Jadi seorang pendidik harus senantiasa menjaga sikap agar bisa menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya, karena mengingat bahwa tujuan yang diinginkan dalam belajar adalah bersifat PEMBELAJARANPembelajaran merupakan perpaduan antara unsur manusia, materi, fasilitas, peralatan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Orang-orang yang terlibat dalam sistem pengajaran termasuk siswa, guru, dan personel lain, seperti personel laboratorium. Materi termasuk buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, kaset audio dan kaset video. Fasilitas dan perlengkapan termasuk ruang kelas, perlengkapan audio visual dan komputer. Prosedur, termasuk jadwal dan metode pemberian informasi, praktik, studi, ujian, dll.[11] Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran antara lain1. Siswa Atau Peserta DidikUntuk memilih metode pembelajaran, tingkat pendidikan siswa harus disesuaikan. Tekankan bahwa pertimbangan perbedaan jenjang pendidikan adalah kemampuan siswa, terlepas dari apakah mereka dapat berpikir secara abstrak atau tidak. Penerapan metode sederhana dan kompleks tentunya sangat berbeda, dan semuanya berkaitan dengan kemampuan berpikir dan berperilaku siswa pada setiap jenjang. 1 2 3 4 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

yangmencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat (Kemendikbud, 2011). Mata pembelajaran kimia mempelajari segala sesuatu tentang zat yang

Learning is a process that must be done by every individual to get knowledge. It is considerably a fundamental element in the implementation of any education level. The success of education depends on the student learning process both within and outside the school. In formal education the learning process is inseparable from to the teaching and learning process. Both of these processes are synergized to realize the ideals of the nation in order to educate the life of the world. As learning creatures and educational practitioners, whatever related to learning is important to know. Learning is a conscious activity undertaken by individuals through training and experiences that produce behavioral changes that include the cognitive, affective and psychomotor aspects. While teaching and learning is a system or process of teaching subject matters that are planned, implemented, and evaluated systematically so that students can achieve the learning objectives effectively and efficiently. Th... meningkatkankemampuan berpikir siswa. 1.Fungsi dan Pentingnya Pertanyaan dalam Pembelajaran. Jika kita menanyakan para guru, apakah mereka selalu menggunakan. pertanyaan dalam mengajar, maka bisa dipastikan jawabannya adalah: ya. Para guru, tanpa melihat efektifitas mengajar mereka, merasa bahwa memberi pertanyaan. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Di era globalisasi yang serba modern menuntut setiap negara untuk menghasilkan sumber daya manusia dengan kesiapan yang lebih matang dalam segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat berpengaruh untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tuntutan zaman. Namun, mendidik anak sejak dini hingga menjadi individu yang berkualitas, dan mempertahankan kualitas tersebut bukan hal yang mudah. Perlu proses yang panjang untuk membentuk individu yang mampu mengikuti alur era globalisasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu individu harus melakukan suatu proses yang disebut belajar. Dalam pendidikan, belajar merupakan kata kunci yang paling penting. Jika tidak ada belajar maka tidak akan ada pendidikan. Dan didalam pendidikan akan terjadi suatu pembelajaran yang akan membentuk individu yang berkualitas. Berdasarkan uraian di atas maka penyusun mengajukan makalah yang berjudul“ Hakikat Belajar dan Pembelajaran” yang nantinya dapat memperjelas pengertian dan hakikat dari belajar dan pembelajaran itu sendiri. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari belajar dan pembelajaran? 2. Apakah tujuan belajar dan pembelajaran? 3. Apakah faktor yang memengaruhi belajar dan pembelajaran? Tujuan Untuk mengetahui dan memahami pengertian belajar dan pembelajaran. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari belajar dan pembelajaran. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran. BAB II PEMBAHASAN Hakikat Belajar Secara harfiah, Belajar adalah yang tidak tahu menjadi tahu. Secara keilmuan, belajar merupakan perilaku kognitif yang memerlukan tingkat keterbukaan kondisi tertentu yang akan menghasilkan perubahan perilaku atau disposisi untuk bertindak dtindak lanjuti. Menurut kamus bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat W. Gulo, 2002 23. Menurut Nana Sudjana 2002, pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. belajar ada kaitannya dengan usaha atau rekayasa pembelajar. Dari segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar sebagai hasil belajar sebagai perwujudan emansipasi siswa menuju kemandirian. Dari segi guru, kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan pendidikan atau pembelajaran. Proses belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku yang dikehendaki, suatu hasil belajar sebagai dampak pengajaran. Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli 1. Belajar menurut Skinner Belajar menurut Skinner adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut a. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pembelajar, Respons si pembelajar, dan Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pembelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman. Mudjiono, 20029 2. Belajar Menurut Gagne Menurut Gagne, belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Menurut Gagne, belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Belajar merupakan interaksi antara “keadaan internal dan proses kognitif siswa” dengan “stimulus dari lingkungan”. Prses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. a. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. b. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta memprsentasikan konsep dan lambang. c. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. d. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. 3. Belajar Menurut Pandangan Piaget Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut. i Sensori motor 0-2 tahun, ii pra operasional 2-7 tahun, iii operasional konkret 7-11 tahun, dan iv operai formal 11-ke atas. Belajar pengetahuan meliputi tiga fase. Fase-fase itu adalah a. Eksplorasi, siswa mempelajari gejala dengan bimbingan b. Pengenalan konsep, siswa mengenal konsep yang ada hubungannya dengan gejala c. Aplikasi konsep, siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala lain lebih lanjut. Menurut Piaget, pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut. a. Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. b. Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut. c. Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan menunjang proses pemecahan masalah. d. Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi. Tujuan Belajar Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai tujuan belajar. Sukandi, 1983 berpendapat bahwa tujuan belajar adalah mengadakan perubahan tingkah laku dan perbuatan. Perbuatan itu dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengertian, sebagai pengetahuan atau penerima dan penghargaan Menurut Surakhmat, 1986 tujuan belajar adalah mengumpulkan pengetahuan, penanaman konsep dan pengetahuan, dan pembentukan sikap dan perbuatan. Demikian pula bahwa tujuan belajar itu dimaknai sebagai pernyataan mengenai keterampilan atau konsep yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik pada akhir priode pembelajaran Slavin, 1994. Dari pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Tujuan Belajar adalah merubah tingkah laku dan perbuatan yang ditandai dengan kecakapan, keterampilan, kemampuan dan sikap sehingga tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belajar Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis. 1. Faktor Fisiologis Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu Pertama, keadaan jasmani. Keadaan jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. 2. Faktor Psikologis Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat. b. Faktor Eksternal Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor internal, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, faktor faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Teori Belajar 1. Teori Belajar Behaviorisme Teori belajar behaviorisme menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan stimulans yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif respon berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Ada tiga jenis teori Behaviorisme a. Teori Belajar Respondent Conditioning Teori ini diperkenalkan oleh Pavlov, yang didasarkan pada pemikiran bahwa perilaku atau tingkah laku merupakan respon yang dapat diamati dan diramalkan. Fisiolog Pavlov 1849-1936 mengkaji stimuli rangsangan tak bersyarat yang secara spontan memanggil respon. Melalui conditioning, stimuli netral netral spontan memancing refleks namun sengaja dibuat agar mampu memancing respon refleks. Bila satu stimuli menghasilkan respon, maka stimuli kedua yang tidak relevan dihadirkan serempak dengan stimuli pertama, dan akhirnya respon tadi muncul tanpa menghadirkan stimuli pertama. b. Teori Belajar Operant Conditioning Skinner sebagai tokoh teori belajar Operant Conditionioning berpendapat bahwa belajar menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati., sedang perilaku dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan. Teori Skinner 1954 sering disebutOperant Conditioning yang berunsur rangsangan atau stimuli, respon, dan konsekuensi. Stimuli tanda/syarat bertindak sebagai pemancing respon, sedangkan konsekuensi tanggapan dapat bersifat positif atau negatif namun keduanya memperkukuh atau memperkuat reinforcement. c. Teori Observation Learning Belajar Pengamatan atau Socio-Cognitive Learning Belajar Sosio-Kognitif Proses belajar yang bersangkut-paut dengan peniruan disebut dengan belajar observasi observation learning. Albert Bandura 1969 menjelaskan bahwa belajar observasi merupakan sarana dasar untuk memperoleh perilaku baru atau mengubah pola perilaku yang sudah dikuasai. Belajar observasi biasa juga disebut belajar sosial Sosial learning karena yang menjadi obyek observasi pada umumya perilaku belajar orang lain. Albert Bandura 1969 mengartikan belajar sosial sebagai aktivitas meniru melalui pengamatan observasi. Individu yang perilakunya ditiru menjadi model pebelajar yang meniru . istilah Modeling digunakan untuk menggambarkan proses belajar sosial. Model ini merujuk pada seseorang yang berperilaku sebagai stimuli bagi respon pebelajar. John W. Santrock 1981 menyebut pandangan Albert Bandura tentang teori belajar sebagai teori belajar sosial kognitif. Hal ini didasarkan pemikiran bahwa meniru perilaku model melibatkan proses-proses psikologis yang sangat bersifat kognitif seperti perhatian attention, ingatan retention, kinerja motorik motorik reproduction, kondisi penguatan dan insentif. Walter Mischel 1973 cenderung menggunakan instilah cognitive social-learning theory, karena di dalamnya terkandung harapan expectancies, strategi memproses informasi dan memaknai stimuli secara pribadi, anutan nilai subyektif dilekatkan pada stimuli subjective stimuli values. 2. Teori Belajar Kognitivisme Teori kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif, dan berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau cognitif dalam aktivitas belajar. 3. Teori Belajar Konstruktivisme Konsep dasar belajar menurut teori belajar konstruktivisme adalah pengetahuan baru dikonstruksi sendiri oleh peserta didik secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Pembelajaran konstuktivisme merupakan satu teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka masing-masing. 4. Teori Belajar Humanisme Menurut teori belajar humanisme, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanisme lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, daripada bidang kajian psikologi belajar. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran artinya suatu proses belajar yang terjadi karena adanya guru sebagai pengajar atau pendidik dan adanya murid atau peserta didik sebagai yang diajar atau sebagai penerima ilmu pengetahuan atau keterampilan. Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik Darsono, 2000 24. Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri Tilaar, 2002 128. Maka dapat dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta didikstudent of learning, dan bukan pengajaran oleh guruteacher of teaching Suryosubroto, 1997 34. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Penuangan tujuan pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh hasil belajar yang maksimal. Banyak pengertian yang diberikan para ahli pembelajaran tentang tujuan pembelajaran, yang satu sma lain memiliki kesamaan disamping ada perbedaan sesuai dengan sudut pandang garapannya. Robert F. Mager 1962 misalnya memberikan pengertian tujuan pembelajaran sebagai tujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Pengertian kedua dikemukakan oleh Edwar L. Dejnozka dan David E. Kapel 1981, juga Kemp 1977 yang memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambrkan hasil belajar yang diharapakan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang samar. Definisi ke tiga dikemukakan oleh Fred Percival dan Henry Ellington 1984 yakni tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran adalah sebagai berikut 1. Faktor Kecerdasan Yang dimaksud dengan kecerdasan ialah kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan berfikir yang bersifatnya rumit dan abstrak. Kecerdasan adalah suatu kemapuan yang dibawa dari lahir sedangkan pendidikan tidak dapat meningkatkannya, tetapi hanya dapat mengembangkannya. 2. Faktor Belajar Yang dimaksud dengan faktor belajar adalah semua segi kegiatan belajar, misalnya kurang dapat memusatkan perhatian kepada pelajaran yang sedang dihadapi, tidak dapat menguasai kaidah yang berkaitan sehingga kurang menguasai cara-cara belajar efektif dan efisien. 3. Faktor Sikap Sikap dapat menentukan kualitas belajar seseorang. Diantara sikap yang dimaksud di sini adalah minat, keterbukaan pikiran, prasangka atau kesetiaan. Sikap yang positif terhadap pelajaran merangsang cepatnya kegiatan belajar. 4. Faktor Kegiatan Faktor kegiatan ialah faktor yang ada kaitannya dengan kesehatan, kesegaran jasmani dan keadaan fisik seseorang. 5. Faktor Emosi dan Sosial Faktor emosi seperti tidak senang dan rasa suka dan faktor sosial seperti persaingan dan kerja sama sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar. Ada diantara faktor ini yang sifatnya mendorong terjadinya belajar tetapi ada juga yang menjadi hambatan terhadap belajar efektif. 6. Faktor Lingkungan Yang dimaksud faktor lingkungan ialah keadaan dan suasana tempat seseorang belajar. Selain kenyamanan tempat belajar, hubungan yang kurang serasi dengan teman juga dapat menganggu kosentrasi dalam belajar. 7. Faktor Guru Kepribadian guru, hubungan guru dengan siswa, kemampuan guru mengajar dan perhatian guru terhadap kemampuan siswanya turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Guru dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi dan dapat juga mengendorkan keinginan belajar yang sungguh-sungguh. Siswa yang baik berusaha mengatasi kesulitan ini dengan memusatkan perhatian kepada bahan pelajaran, bukan kepada kepribadian gurunya. Model-model Pembelajaran 1. Model Pembelajaran Langsung Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas informasi materi ajar. Model pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisienkan materi ajar agar sesuai dengan waktu yang diberikan dalam suatu periode tertentu 2. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak­ tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial Ibrahim, dkk, 20007. Menurut Slavin 1997, pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. 3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks Ratumanan, 2002 123. BAB III PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen, hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku,dalam belajar ada aspek yang berperan yaitu motivasi, emosional, sikap,dan yang lainnya. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik. Saran Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta PT Rineka Cipta Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta PT Rineka Cipta Gintings Abdorrakhman. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung Humaniora Gredler, Bell, Margareth E. 1991. Belajar dan Membelajarkan terjemahan Munandir.Jakarta Rajawali Pers. Rooijakkkers, Ad.. 1990. Mengajar dengan Sukses. Jakarta Gramedia.
\n pertanyaan tentang hakikat belajar dan pembelajaran

ilmupengetahuan dan teknologi makalah tentang hakekat belajar Dapatkan link; Facebook; Twitter; Pinterest; Email; Aplikasi Lainnya; Oktober 04, 2017 MAKALAH. Tentang. Hakikat Pembelajaran. Disusun oleh klp 10: 1. Nurhamizan (E1C016065)

0% found this document useful 0 votes3K views2 pagesOriginal © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes3K views2 pagesSoal Hakikat BelajarOriginal Title to Page You are on page 1of 2 You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
pertanyaan tentang hakikat belajar dan pembelajaran
JikaAnda masih belum yakin dengan jawaban Anda, silakan Anda simak video pembelajaran 1 tentang hakikat pertumbuhan dan perkembangan yang telah saya siapkan. Jika Anda pernah bertanya-tanya tentang apa yang memotivasi pemikiran dan perilaku manusia, memahami teori-teori ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi individu dan Menguasaikonsep tentang hakekat belajar dan pembelajaran, dan teori belajar. 2. Menguasai pengetahuan tentang masalah-masalah dalam belajar, pentingnya motivasi dan cara belajar yang efektif. Menjawab Pertanyaan 3. Kerjasama, Etika, Kejujuran 10% Tugas (Portofolio) 10% Ujian Tengah Semester 20% Ujian Akhir Semester 20% Misalnya seorang mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika dia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang “Hakekat Belajar” akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”. Pengertianmatematika sangat sulit didefinsikan secara akurat. Pada umumnya orang awam hanya akrab dengan satu cabang matematika elementer yang disebut aritmatika atau ilmu hitung yang secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang berbagai bilangan yang bisa langsung diperoleh dari bilangan-bilangan bulat 0, 1, -1, 2, – 2, , dst, melalui ZY3jX.
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/360
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/627
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/161
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/140
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/771
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/750
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/948
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/274
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/704
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/453
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/164
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/621
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/697
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/345
  • 5l0bmqpx3x.pages.dev/238
  • pertanyaan tentang hakikat belajar dan pembelajaran